SMC. Raja Mohammed VI menyambut baik dukungan Presiden Prancis Emmanuel Macron pada proposal otonomi khusus yang ditawarkan Kerajaan Maroko untuk menghentikan sengketa di wilayah Sahara.
Dukungan Macron itu disampaikannya persis pada Hari Tahta ke-25 pada 30 Juli lalu. Hari Tahta adalah hari penobatan Mohammed VI menjadi Raja Maroko pada tahun 1999.
“Saya ingin mengucapkan terima kasih atas harapan hangat Anda dan komitmen pribadi Anda untuk memperkuat kemitraan antara kedua negara kita. Saya sangat senang dengan posisi yang jelas dan kuat yang diadopsi oleh Prancis, dalam pesan Anda, tentang masalah Sahara Maroko,” ujar Raja Mohammed VI.
“Saya sangat menghargai dukungan negara Anda yang jelas terhadap kedaulatan Maroko atas bagian wilayahnya ini, dukungan tegas Prancis terhadap otonomi di bawah kedaulatan Maroko untuk menyelesaikan sengketa regional ini, dengan demikian menetapkan rencana yang diusulkan oleh Maroko, sejak 2007, sebagai satu-satunya dasar untuk mencapainya,” sambungnya.
Kata Raja Mohammed VI lagi, dengan mengakui hak milik hukum Maroko dan hak-hak yang tak terlupakan, Prancis berkontribusi dalam memperkuat momentum internasional yang telah didukung oleh banyak negara dan dengan demikian mengakhiri konflik yang diwariskan dari era lain.
Kedua negara, ujar Raja Mohammed VI lagi, akan bekerja sama untuk mencapai solusi dalam kerangka PBB.
“Dalam konteks ini, dan berkat momentum positif yang tengah dialami hubungan bilateral kita, prospek yang menjanjikan tengah terbuka bagi kedua negara kita di banyak sektor strategis, yang memungkinkan untuk memperkuat kemitraan luar biasa yang telah dibangun selama beberapa dekade atas dasar persahabatan dan kepercayaan,” masih dikatakan Raja Mohammed VI.
Dia melanjutkan, sehubungan dengan hal ini, dan sebagaimana telah disebutkan selama diskusi antara dirinya dengan Macron sebelumnya, Raja Mohammed VI akan dengan senang hati menerima Macron di Maroko dalam rangka Kunjungan Kenegaraan, yang tanggalnya akan ditentukan melalui jalur diplomatik.